Reformasi yang kini telah berjalan lebih dari 10 tahun dalam perjalanannya harus dikendalikan. Data terakhir semua partai peserta pemilu tahun 2009 umumnya telah mengalami gambaran yang kurang baik di mata konstituennya. Hal ini merupakan hasil kerja cukup efektif sebagaimana tergambarkan dalam media cetak yang pada akhirnya kredibilitas DPR menjadi semakin terpuruk. Namun apapun yang terjadi pada prinsipnya sepanjang masih dalam koridor NKRI hal itu merupakan proses perbaikan bagi bangsa Indonesia.
Dalam kegiatan ini menjadi kurang terlihat maksimal dikarenakan kondisi DPR masih belum bulat masih ada beberapa fraksi yang sangat sulit untuk dikendalikan. Berbagai kegiatan dan program yang dilaksanakan diharapkan dapat menjaring anggota legislative dari partai partai tersebut namun yang selalu lolos adalah anggota dari Partai Keadilan Sejahtera. Hal ini dibuktikan dengan belum adanya anggota yang dapat dijadikan terdakwa baik melalui KPK ataupun kejagung.
Keberadaan PKS harus menjadi perhatian bersama mengingat apabila partai ini membesar pada akhirnya akan sulit dilakukan pengendalian. Dan kemungkinan akan terjadi kasus ‘potong satu generasi’ sebagaimana yang selalu dilontarkan oleh jaringan merah. Laporan khususnya terkait dengan perkembangan partai Islam yang ada. Posisi PKS menjadi diuntungkan mendapat simpati masyarakat pemilih. Karena umumnya mesin politik yang sudah berada di kelurahan ataupun kecamatan dapat segera digerakkan dengan keberadaan jaringan kendali yang sudah terbentuk.
Partai Golkar merupakan partai besar dan masih belum dapat melakukan recovery secara maksimal terlebih sudah cukup banyak kadernya yang menjadi terdakwa dalam kasus korupsi yang ditangani KPK, sedemikian juga dengan PDIP yang mengalami nasib yang sama. Sedangkan untuk partai – partai Islam lain seperti PAN, PKB, PPP sudah dianggap melemah sebagaimana yang disampaikan oleh saudara Agung Laksono. Sedangkan PBR relative sudah dikuasai oleh kalangan muda kiri.
Partai democrat merupakan partai yang dianggap menjadi kuda hitam dikarenakan saat ini RI 1 kecil sekali meninggalkannya dan mencari dukungan dari partai lain. Terlebih saat ini sudah bermunculan adanya persaingan Calon Presiden dgn beberapa tokoh internal baik partai maupun calon independen. Kekuasaan partai Demokrat sedemikian kuat dalam hal kekeluargaan sebagaimana kita ketahui masih banyak proposal yang masuk lewat pintu belakang sehingga terjadi situasi mengarah ke sebagaimana yang terjadi pada orde baru.
Dalam membawa peningkatan suhu politik saat ini yang dapat dimanfaatkan adalah kondisi partai partai besar yang sedang berusaha melakukan perbaikan image/pencitraan dimata konstituennya berupa memberikan gambaran calon calon presiden yang akan diusungnya pada pilpres 2009 termasuk bermain main dengan perang urat syaraf terkait dengan koalisi yang kenyataannya merupakan hanya permainan dan isu belaka dalam rangka perbaikan image. Karena kekuatan yang riil yang di hitung adalah hasil pemilu legislatif.
Badan Inteligen Negara matanya Indonesia, mata yang tidak boleh berkedip. Kasus pembunuhan Munir terus kami dorong dan di lanjutkan dan di blow up sehingga fokus dan image masyarakat bahwa Badan Inteligen Negara (BIN) sudah melemah tetapi sebenarnya menjadi lebih kuat karena tidak adanya imunitas kelompok masyarakat atau parpol sehingga lebih mudah dalam mengatur ritme dan suasana kenegaraan yang terkendali, agar lebih optimal saudara Muchdipun dimunculkan termasuk dibuat adanya kaitan dengan kasus pembunuhan kalaupun diputuskan sidang nanti beliau bebas karena tidak terbukti. Hal ini dirasakan penting sebagai bentuk pengalihan perhatian masyarakat atas isu isu yang tidak menguntungkan.
Bagi Golkar dan PDIP akan selalu dikondisikan saling menyerang termasuk dengan isi kampanye yang secara jelas berseberangan, hal ini nampak jelas sebagaimana dalam kejadian Agus Condro yang berakibat di PAW nya Max Moein ataupun inisiatif dari Effendi Simbolan selaku ketua pansus orang hilang yang akan memanggil jenderal jenderal purnawirawan yang dikaitkan dengan kekerasan militer.
Sebagaimana diketahui PKS sebagai partai transnasional menyimpan agenda agenda Ikhwanul Muslimin yang mengarah kepada Syariat Islam dan Khilafah Islamiyah. Maka peningkatan intensitas pengendalian perlu dilakukan terhadap PKS, karena isu atau skema yang dimunculkan saat pilkada di daerah daerah relative tidak laku sebagaimana yang terjadi pada Pilgub Jawa Barat. Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Barat. Sebagaimana terlihat juga dalam Pilgub DKI Jakarta atau Pilgub Jawa Barat semua jurus dan cara cara konvensional sudah dikeluarkan sehingga harus dipersiapkan pengganti kegiatan tersebut.
Data data yang didapat diseluruh daerah. PKS adalah partai yang terus tumbuh dan selalu bergulir aktivitasnya sehingga perlu dikendalikan dan disiapkan simpul – simpul yang suatu saat dapat direkayasa dengan mudah dan diaktifkan sehingga dapat memperlambat atau memperkecil perolehan suara mereka pada Pemilu 2009. Secara natural partai ini adalah partai kader sehingga diperlukan effort yang sangat besar bila dilakukan serangan secara frontal. Secara de facto PKS adalah partai yang belum terpecah sehingga dianggap sebagai partai yang solid. Sehingga saat ini yang harus dilakukan adalah proses penggembosan da’I dalam PKS sendiri.
Mekanisme penggembosan bagi PKS yang digunakan mekanisme standar sebagaimana yang dilakukan juga pada partai partai lainnya seperti PPP dan PKB atau partai lainnya, yaitu dibuat/direkayasa adanya ketidakpuasan dari kalangan kader dibawahnya atas kebijakan pemimpinnya. Dengan kata lain dibuat rekayasa mekanisme system komunikasi yang tidak mengacu pada aturan AD/ART yang ada di PKS sebagai cara dalam menyampaikan ketidakpuasan. Cara ini sangat efektif karena semua ketidakpuasan yang kita rekayasa atau yang berasal dari ketidaktahuan atau ketidakmengertian kader, dapat terbentuk.
Dan terjadi ketidakpuasan tanpa adanya kesempatan klarifikasi dari stakeholder atas kejadian sehingga suasana terus memanas. Situasi ini perlu terus diarahkan dengan adanya safety relief valve berupa adanya organisasi/kelompok baru yang dapat menampung aspirasi kader kader tersebut namun dalam pelaksanaannya perlu dilihat dan dipelajari secara presisi ketepatan personil yang ditokohkan ataupun permasalahan permasalahan yang harus dimunculkan dan dilontarkan dalam timing yang tepat. Apabila suasana sudah tepat maka groups massa media cetak atau televise akan mengeksposenya sehingga dapat dikatakan tujuang akhir yaitu PKS pecah.
Karakter dan pola pembinaan memiliki kelemahan khususnya dalam hal perekrutan serta jarring informasi yang sangat lemah diantara mereka. Kelemahan ini berakibat menjadikan adanya kualitas kader yang berbeda beda yang pada gilirannya mereka akan pecah dan melemah dengan sendirinya serta kemampuan selektifitas informasi yang sangat lemah.
Hasil pendalaman dikalangan internal PKS diketahui bahwa secara umum saat ini masih banyak kader senior mereka yang tidak duduk dalam structur kepengurusan partai, bukan anggota legislatif, pengusaha lemah, ataupun orang – orang yang mempunyai ambisius untuk tampil dalam struktur partai. Situasi ini dapat dimanfaatkan sehingga potensi pengkhianatan dari dalam dapat tumbuh dengan jalan berkoalisi dengan partai – partai islam lainnya. Dikondisikan bahwa pengurus DPP PKS dapat berkoalisi dengan partai partai besar sedang pada anggota senior yang tidak puas dapat berkoalisi dengan partai partai kecil.
Secara naluriah PKS menciptakan kader kader yang memiliki karakter positif dan mudah percaya, sehingga dengan percepatan berita berita yang negative tentang struktur ataupun personil DPP melalui media cetak/website dan elektronik kita kendalikan untuk dapat mempercepat terjadinya ketidakpercayaan dengan struktur partainya.
Kita juga dapat memanfaatkan akses yang dimiliki untuk dapat selalu merawat hubungan dengan kader yang tidak puas atau tidak memiliki kefahaman sebagaimana kebijakan DPP sehingga selalu timbul ketidakpercayaan seluruh kalangan kader. Secara umum karakter yang dapat dikembangkan adalah selalu adanya romantisme pergerakan mereka di orde baru, sehingga menimbulkan persepsi bahwa kebijakan DPP saat ini mengkhianati garis perjuangan sebenarnya / keasliannya.
UU mendukung dan melindungi aktifitas PKSnamun harus tetap dijaga bahwa mereka tetap dapat tumbuh tetapi tidak membesar. Laporan dari unit-unit kecil dilapangan menunjukkan bahwa umumnya kader PKS masih berfikir konservatif/ sederhana atas aktifitas mereka sehingga mereka belum memahami situasi dan kerja dalam aktifitas partai politik namun loyalitasnya sangat tinggi, hal ini dapat dengan mudah kita kendalikan sepanjang dapat dimunculkan isu-isu atau diskusi –diskusi yang dapat memperlemah loyalitas, semangatjuang dan akhirnya PKS sebagai mesin politik tidak bergerak.
Pola operasi yang telah dilakukan adalah membentuk group-group atau unit-unit kerja yang secara halus dan rutin mendorong terjadinya kegiatan yang menimbulkan terjadinya kebencian dan kebingungan dikalangan kadernya satu sama lain.
Isu penggembosan yang sangat efektif bagi pemilih pemula dan pendukung PKS baru adalah isu keterkaitan sejarah, tokoh –tokoh NII dulu malah jadi qiyadah di PKS dul. Jamaah ikhwan didirikan oleh 4 orang : hilmi aminuddin( ketua ), salim segaf, ust. Baharmus, ust. Syakur (alm). Sebelum dibaiat menjadi anggota IM, mereka terlebih dahulu dibaiat menjadi anggota NII oleh HA. Jadi HA menciptakan IM ala Indonesia, bukan yang sesuai dengan IM mesir.
Tokoh sentral yang diusung adalah syamsul balda sebagai tokoh senior ex anggota DPR 1999-2004 dan wakilpresiden partai saat masih bernama partai keadilan yang sampai saat ini masih aktif.walau sudah dikeluarkan dari struktur / keanggotaan partai dan bergerak bukan dengan bendera PKS, masih banyak anggota / kader PKS yang menganggap syamssul balda sebagai ustad sehingga secara effektif dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda atas atas maksud dan kebijakan para pemimpin PKS, termasuk beberapa mantan anggota DPR Partai Keadilan seperti Mashadi, Zyrli Rosa Jamil serta Drg Jufri Jama’an yang dikenal dekat Darmasetiawan Bachir (Keluarga Sutrisno Bahir) sebagai komisaris utama di PT Binatama Ardhikaya dan Drg Jufri Jama’an sebagai presiden direkturnya yang menggandeng Ibsul Holdings Sdn Bhd. Drg ini juga terkenal senior dalam aktivitas keislaman sebagai tercatat dalam beberapa file dekat dengan tokoh tokoh senior Dewan Dakwah Islam Indonesia sejak masih aktif mahasiswa dn termasuk tokoh dibelakang lahirnya partai Keadilan. Begitu dekatnya tokoh ini dengan Darmasetiawan Bachir sehingga bersama – sama dalam organisasi Real Estate Indonesia sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Bid. Organisasi Hubungan Luar Negeri dan Sekretariat dengan PT Bangun Segara dan Darmasetiawan sebagai sekretaris Jenderal dengan PT Binatama Ardhikarya.
Tokoh tokoh ini sudah dapat dimanfaatkan untuk menggarap beberapa kelompok dalam internal PKS seperti Syamsul Balda yang menggarapa KAMMI sehingga dapat menjadi mandul serta menjadikan Vijaya Fitriyasa (Sekjen KAMMI Pusat 2000 – 2001) yang memilih bergabung ke PAN. Syamsul Balda juga sebagai ketua organisasi APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) yang sekarang digunakan Prabowo Subianto sebagai salah satu kendaraan ormasnya dalam memberikan dukungan ke Partai GERINDRA. Serta sangat aktif dibelakang layar sebagai membina Dodi Suhendra (DOS) dalam pengelolaan PKSWATCH Blogspot dan Rakyat Pupu Blogspot yang disetting sebagai sumber informasi yang kita simpangkan dan diarahkan menjadi rujukan bagi para kader PKS yang sudah dapat dipengaruhi keberpihakannya.
Beberapa nama anggota DPR dari tokoh muda PKS yang masih aktif namun sudah diarahkan untuk melakukan perlawanan terhadap kebijakan DPP PKS seperti Mustapa Kamal, Mutamimul Ulla, Irwan Prayitno, Fahri Hamzah, Andi Rahmat dll.
Di kubu pengurus DPP PKS pun saat ini sedang di garap agar mereka terpancing dan membuat kebijakan yang pada akhirnya dapat dibuat keputusan keputusan yang dapat memecat atau mengeluarkan tokoh – tokoh senior yang di setting untuk selalu mengkritisi kebijakan DPP terkait bahwa dengan isu – isu bahwa PKS adalah partai Dakwah sedang kebijakan partai dan sikap sikap pengurus yang tidak sejalan dengan prinsip prinsip Perjuangan Partai khususnya para pengurus yang tidak sejalan dengan prinsip prinsip Perjuangan Partai khususnya para pengurus DPP, DPW, DPD, DPC serta DPRa sebagai unit terkecil ditingkat kelurahan. Dengan begitu hal ini secara otomatis juga akan melemahkan kerja kerja politik struktural PKS.
Untuk menimbulkan efek bola salju telah dimanfaatkan dua lembaga yang dipilih karena memiliki kader – kader senior yang sesukses kader lainnya dalam menjalankan roda organisasi yaitu pengurus masjid Al Hikmah Bangka Jakarta Selatan yang dianggap cikal bakal keberadaan PKS dari kelompok Al Hikmah yang pro aktif di motori oleh Habibullah Komarudin Lc, Alumnus LIPIA. Kegiatannya akan diarahkan untuk melakukan penyebaran penyebaran kejelekan DPP PKS berdasarkan nilai – nilai Al Quran dan Hadis dalam bentuk ceramah – ceramah yang ujungnya adalah mengajak Golput para kader PKS pada pemilu 2009. Untuk aspek ekonominya kesehariannya ditopang dengan kegiatan penjualan baju – baju muslim dipasar tanah abang dan sudah di set mendapat bantuan kredit dari city bank.
Sedangkan KORPS MUBALIGH KHAIRU UMMAH dipilih sebagai lembaga terlama di kalangan PKS yang dapat dimanfaatkan mengingat dari data yang ada terdiri dari tokoh – tokoh senior seperti :
Drs. H. Mukhlis Abdi : Tidak Puas Dengan DPP
H. Rosihan Anwar : Tidak Puas Dengan DPP
H.M Ihsan Tanjung : Tidak setuju dengan adanya Partai
KH. Rahmat Abdullah (Almarhum) : Mendukung sebagai MPP
KH. Ahmad Madani (Almarhum) : Mendukung dan aktif di DPP
KH. Abdi Hasib Hasan Lc : Tidak Puas dengan DPR
KH. Natsir Zein MA : Tidak puas dengan DPP
Drs. Abdi Sumaiti (Abu Ridha) : Tidak puas dengan DPP sebagai DPR
KH. Jazuli Juwaini : Mendukung sebagai anggota DPR
M.Ag H.Bali Pranawo : Tidak puas dan cukup aktif
Drs. H. Sa’aduddin : Pernah tidak puas & sebagai Bupati Bekasi
KH. Amang Syafrudin. Lc : Tidak puas dengan DPP
H. Sunmanjaya Rukmandis. SH : Tidak puas namun pasif. Mantan DPR
DR. Daud Rasyid. MA : Tidak puas dan konfrontatif terhadap DPR
KH. Ruslan Efendi dsb : Tidak puas dan konfrontatif
Meskipun sebagian dari yang tersebut diatas masih aktif sebagai anggota korps mubaligh Khairu Ummah. Masih ada lagi sejumlah muballigh yang kini aktif sebagai korps mubaligh khairu ummah. Antara lain : Drs. H. Ahmad Yani, H. Sukeri Abdillah, MBA. H Subki Al Buguri. S. Sos, Ir. H. Tiffatul Sembiring, H. Ferry Nur S.Si, H. Muhsin Sholeh. S.Sos, Muhendi Mukhtar, Birk(Hons). Drs. H. Agus Wahid Rahman, H. Muhammad Ridwan. Drs. H. Masdan Sutan Panis. Muhammad Haikal.S.Ag, H. Fathuddin Ja’far, MA, Ismeidas Makfiansyah. H Ahmad Rusli. Drs. Muhammad Nurman Khairudin. H. Muhammad Ihsan. dll.
Untuk daerah penyangga ibukota khususnya kabupaten bogor kegiatan kontra produktif yang diarahkan oleh Didin Hafiduddin sebagai mantan capres Partai Keadilan terlihat cukup berhasil sesuai target kita. hal ini dibuktikan dengan hasil suara yang dicapai hanya 10% bagi pasangan yang di usung PKS.
Kendaraan organisasi islam yang Non Partisan yang digunakan sebagai alternative pemilih atau bagi konstituen PKS yang masih memilih nilai – nilai Islam yang konservatif adalah HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Hal ini sangat efektif dan dapat jadi berkembang karena kita gunakan isu Khilafah Islamiyah Internasional berdiri di Indonesia khususnya di kampus – kampus. Walaupun isu ini sangat tidak mungkin dilakukan di era demokrasi bagi konstituen PKS tradisional dioptimalkan perekrutan dengan gerakan salafy yang terkesan lebih Islami dan tegas dalam melaksanakan ajaran Islam.
Link up yang kita gunakan adalah FUI ( Forum Umat Islam) yang sekarang kita jadikan dan ditokohkan serta dibangun opini sebagai kelompok terdepan dalam membela kepentingan umat Islam. Forum Umat Islam ini akan selalu dimunculkan dalam kegiatan kegiatan atau pernyataan sikap atas kejadian kejadian yang di buat menjadi headline di media masa.
Dikalangan akar rumput terlihat pertumbuhan yang sangat signifikan dalam tubuh HTI dan Salafy. Hal ini dapat diukur dengan kemampuan melakukan demonstrasi demonstrasi skala nasional serta tumbuhnya pengajian – pengajian di masjid – masjid sebagai upaya memotong akses PKS kepada masyarakat umum.
Dari kegiatan yang telah dirancang dan dilaksanakan sesuai jadwal yang disusun hasil evaluasi menunjukkan hasil yang cukup positif hal ini terlihat dari meningkatnya kekecewaan – kekecewaan di kalangan kader PKS ataupun berita simpatisan karena mereka tidak sempat melakukan klarifikasi atas berita berita yang dimunculkan.
Sedangkan dikalangan para senior yang bersebrangan dengan para pengurus DPP sudah menunjukkan intensitas dan rutinitas pertemuan serta ditargetkan mereka dapat segera di dorong sebagai motor – motor dalam terbentuknya perpecahan secara resmi dikepengurusan partai dalam bentuk PKS yang konservatif (garis keras) dan PKS moderat (kompromise).
Paralel program yang sedang berjalan kegiatan tim coklat densus 88 terus diaktifkan agar apabila target yang diharapkan gagal maka dapat link up dimunculkan keterlibatan Islam garis keras yang nota bene kalangan konservatif PKS dapat dijadikan target karena dibuatkan hubungan yang dekat dengan para tersangka lain baik yang sudah tertangkap ataupun mau DPO.
Saya selaku wakil ketua BIN yang salah satu….(maaf teks disini tidak bisa terbaca ketika file ini diketik ulang)membawahi kalangan partai – partai Islam berkewajiban melakukan ……(teks tidak terbaca) terhadap ancaman transnasional yang mengganggu NKRI. Harapan kami semoga hasil – hasil yang dicapai serta progress proyek yang dilakukan dapat didukung dan dibantu dalam tatanan operasionalnya sehingga target – target percapaian suara Partai Matahari Bangsa dapat tercapai. Materi ini juga disampaikan saat dilakukan peningkatan kemampuan kader muda Partai Damai Sejahtera.
nb : yang ngetik ulang http://thufailalghifari.multiply.com